Habib Rizieq

Habib Rizieq

Senin, 05 Oktober 2015

RAFIDHOH VS NASHIBI

SYIAH VS WAHABI

OLEH : DR. AL HABIB MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB

Assalaamu 'Alaikum Wa Rohmatullaahi Wa Barokaatuh ...

Bismillaah Wal Hamdulillaah ...
Wash-sholaatu Was-salaamu 'Alaa Rasuulillaah ...
Wa 'Alaa Aalihi Wa Shohbihi Wa Man Waalaah ...


Imam Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad rhm (wafat : 1.132 H) dalam kitab "Tatsbiitul Fu-aad" membahas tuntas tentang sikap Kaum Roofidhoh (-Jamaknya : Rowaafidh-) yang selalu melecehkan Shahabat Nabi SAW dengan "dalih" membela Ahli Bait Nabi SAW, dan Kaum Naashibah (-Jamaknya : Nawaashib-) yang sering melecehkan Ahli Bait Nabi SAW dengan "dalih" membela Shahabat Nabi SAW.

Dan dalam juz 2 halaman 227 kitab tersebut, Imam Al-Haddad rhm menyatakan tentang Roofidhoh dan Naashibah :

" بعرة مقسومة نصفين "

"Kotoran Unta yang dibelah dua."


"Roofidhoh" dan "Nawaashib" adalah musuh bebuyutan, sepanjang sejarah tidak pernah akur, bagaikan air dan minyak, tidak pernah bisa bersatu. Satu sama lainnya saling mengkafirkan, bahkan hingga kini kedua belah pihak saling bernafsu untuk memerangi dan membunuh pihak lainnya.

Lihat saja "Konflik Berdarah" di Iraq dan Syria saat ini, yang telah menjadi "Tragedi Kemanusiaan" yang sangat memilukan dan menyayat hati muslim mana pun yang menyintai "Wihdah Islaamiyyah".

Bagi Roofidhoh bahwa Nawaashib lebih berbahaya daripada Yahudi mau pun Nashrani. Dan bagi Nawaashib justru Roofidhoh lah yang lebih berbahaya daripada Yahudi dan Nashrani.

Baik Roofidhoh mau pun Nawaashib sama-sama anti Dialog dan Anti Toleransi Antar Madzhab Islam. Mereka selalu menolak bahkan merusak semua upaya pemersatuan umat Islam
sepanjang zaman.

Mereka lebih suka perang sesama muslim daripada perang melawan Zionis dan Salibis Internasional. Mereka lebih suka membunuh sesama muslim daripada memerdekakan Palestina dan Masjid Al-Aqsha dari cengkeraman Israel.

Innaa Lillaahi wa Innaa ilaihi Rooji'uun ...


SYIAH dan ROOFIDHOH

Memang tidak semua Syiah adalah Roofidhoh, namun tidak bisa diingkari bahwa kebanyakan Syi'ah bersikap Roofidhoh.

Harus kita akui bahwa di kalangan Ulama Syiah tidak sedikit yang berupaya mencegah dan melarang penghinaan terhadap para Shahabat Nabi SAW untuk menjaga dan membangun Ukhuwwah Islamiyyah, namun upaya para Ulama Reformis Syiah tersebut tenggelam dalam fanatisme Awam Syiah yang cenderung bersikap Roofidhoh.

Fanatisme Awam Syiah tersebut bukan tanpa sebab, justru lahir dan menguat akibat aneka kitab Syi'ah dan berbagai pernyataan Ulama mereka sendiri yang menghina Shahabat Nabi SAW sekaliber Sayyiduna Abu Bakar RA dan Sayyiduna Umar RA. Bahkan isteri Nabi SAW seperti Sayyidah Aisyah RA dan Sayyidah Hafshoh RA pun tak luput dari penghinaan mereka.

Salah satunya, lihat saja kitab "Al-Anwaar An-Nu'maaniyyah" karya Syeikh Ni'matullaah Al-Jazaa-iriy yang isinya dipenuhi dengan hinaan terhadap para Shahabat Nabi SAW. Bahkan dia mengkafirkan Nawaashib, dan menuduh semua Aswaja yang tidak mengutamakan Sayyiduna Ali RA di atas semua Shahabat sebagai Nawaashib yang Kafir.

Dalam kitab tersebut juz 2 halaman 307 disebutkan :


إنهم كفار أنجاس بإجماع علماء الشيعة الإمامية ، وإنهم شر من اليهود والنصارى ، وإن من علامات الناصبي تقديم غير علي عليه في الإمامة ."

"Sesungguhnya mereka (-Nawaashib-) adalah Kafir dan Najis dengan Ijma' Ulama Syiah Imamiyyah. Dan sesungguhnya mereka lebih jahat daripada Yahudi dan Nashrani. Dan sesungguhnya daripada tanda-tanda seorang Naashibah adalah mendahulukan selain Ali di atasnya dalam Imamah."

Di Indonesia, sejumlah Tokoh Syiah secara terang-terangan menghina para Shahabat dan Isteri Nabi SAW, seperti :

1. Jalaluddin Rahmat dalam buku "Shahabat dalam Timbangan Al-Qur'an, Sunnah dan Ilmu Pengetahuan" hal. 7, dan catatan kaki buku "Meraih Cinta ilahi" hal. 404 - 405 dan 493, serta buku "Manusia Pilihan yang disucikan" hal. 164 - 166.

2. Emilia Renita AZ dalam buku "40 Masalah Syiah" hal.83.

3. Haidar Barong dalam buku "Umar dalam Perbincangan" di hampir semua bab.


Selain itu, masih ada lagi IJABI (Ikatan Jama'ah Ahlul Bait Indonesia) yang dinakhodai oleh Jalaluddin Rahmat cs yang sering melecehkan Shahabat Nabi SAW dalam aneka seminar dan pertemuan. Bahkan sering melecehkan Islam dengan membela aneka Aliran Sesat seperti Ahmadiyah, sehingga patut disebut sebagai "Syiah Liberal".

Syiah Roofidhoh memang secara demonstratif dan konfrontatif serta provokatif menunjukkan kebenciannya kepada Shahabat Nabi SAW, khususnya Sayyiduna Abu Bakar RA dan Sayyiduna Umar RA, beserta kedua putri mereka yaitu Sayyidah Aisyah RA dan Sayyidah Hafshoh RA,

Saking bencinya kepada Sayyiduna Abu Bakar RA dan Sayyiduna Umar RA, kalangan Roofidhoh membuat "Doa Dua Berhala" yang isinya melaknat habis kedua Shahabat Mulia Nabi SAW tersebut.

Bahkan mereka haramkan siapa pun dari kalangan mereka diberi nama Abu Bakar atau Umar, atau nama putri keduanya yaitu Aisyah atau Hafshoh.

Karenanya, Aswaja sepakat sejak dulu hingga kini, bahwasanya "Syiah Roofidhoh" adalah firqoh yang sesat menyesatkan.

Apalagi "Syiah Ghulat" yang menabikan atau menuhankan Sayyiduna Ali RA, dan menganggap para Imam mereka sebagai Utusan atau Titisan Tuhan, serta memvonis Al-Qur'an kurang dan tidak asli lagi, maka Aswaja sepakat bahwa Syiah Ghulat adalah Kafir dan Murtad, bukan lagi termasuk Islam.

Ada pun "Syiah Moderat" yang berjiwa Reformis, mereka bukan Ghulat dan bukan Roofidhoh. Mereka adalah saudara muslim yang harus dihormati bukan dicaci, dirangkul bukan dipukul, diajak dialog bukan ditonjok, dilawan dengan dalil bukan dengan bedil.

RIWAYAT HADITS SYIAH

Jadi, jangan ada sikap gebrah uyah dengan "penggeneralisiran" semua Syiah pasti Ghulat dan pasti Roofidhoh, sehingga semuanya pasti Kafir dan Murtad atau Sesat. Sikap seperti itu sangat gegabah dan amat tidak ilmiah, serta bukan sikap Aswaja.

Selain itu, dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta Kitab Hadits Aswaja lainnya terdapat "Perawi Syiah", tapi bukan dari kalangan Ghulat yang Kafir, sehingga jika "mereka" dikafirkan juga, maka berarti ada "Perawi Kafir" dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta Kitab Hadits Aswaja lainnya.

Itu sangat berbahaya, karena bisa menjadi "Bumerang" yang menyerang balik dan menghancurkan Aswaja . Itu tidak dilakukan kecuali oleh mereka yang bodoh tentang Ilmu "Jarh wat Ta'diil" atau oleh "penyusup" yang pura-pura jadi Aswaja, padahal tujuannya merusak Aswaja.

Justru adanya riwayat Syiah dalam Kitab Hadits Aswaja, menunjukkan bahwa Aswaja dalam periwayatan Hadits memiliki Metode yang netral, adil, jujur dan amanat, serta jauh dari sikap Fanatisme Madzhab.

Silakan buka pernyataan Imam Adz-Dzahabi rhm tentang "Riwayat Syi'ah" dalam kitab "Mizaanul I'tidaal" juz 1 hal.29 No.2 pada ulasan "Perawi Syiah" bernama "Abaan bin Taghlib" , dan juz 1 hal.53 No.86 pada ulasan "Perawi Syiah" yang bermama "Ibrahim bin Al-Hakam".

Semua pernyataan Imam Adz-Dzahabi rhm tentang "Riwayat Syiah" dinukilkan juga oleh Imam Ibnu Hajar Al-'Asqolaani rhm dalam kitab "Lisaanul Miizaan" juz 1 hal.103 -104.

Atau cari dan baca saja langsung dalam kitab-kitab Dirooyaat Hadits, nama-nama seperti : Ibrahim bin Yazid, Salim bin Abil Ja'di, Al-Hakam bin 'Utaibah, Salamah bin Kuhail, Zubaid bin Al-Harits, Sulaiman bin Mihran, Ismail bin Zakaria, Khalid bin Makhlad, Sulaiman bin Thorkhon dan Sulaiman bin Qorom. Mereka semua adalah Syiah, tapi ditsiqohkan dan diterima riwayatnya oleh Ahli Hadits Aswaja.

Inilah bukti bahwa Aswaja adalah Madzhab Islam yang Muhaayid (Netral) dan I'tidaal (Adil), serta Tawassuth (Pertengahan) dan Tawaazun (Seimbang), juga Tasaamuh (Toleran).


WAHABI dan NAASHIBAH
Memang tidak semua Wahabi adalah Naashibah, namun tidak bisa diingkari bahwa kebanyakan Wahabi bersikap Naashibah.

Memang di kalangan Ulama Wahabi tidak sedikit yang berupaya mencegah dan melarang penghinaan terhadap para Ahli Bait Nabi SAW dalam bentuk apa pun, untuk menjaga dan membangun Ukhuwwah Islamiyyah, namun upaya para Ulama Reformis Wahabi tersebut juga tenggelam dalam fanatisme Awam Wahabi yang cenderung bersikap Naashibah.

Fanatisme Awam Wahabi tersebut bukan tanpa sebab, justru lahir dan menguat akibat aneka kitab Wahabi dan berbagai pernyataan Ulama panutan mereka sendiri yang menghina Ahli Bait Nabi SAW sekaliber Sayyiduna Ali RA dan isterinya Sayyidah Fathimah RA serta kedua putranya Sayyiduna Al-Hasan RA dan Sayyiduna Al-Husein RA.

Salah satunya, lihat saja kitab "Minhaajus Sunnah" karya Syeikh Ibnu Taimiyyah sang panutan dan rujukan kalangan Wahabi, yang isinya dipenuhi dengan penghinaan terhadap Ahli Bait Nabi SAW.

Dalam kitab tersebut, Ibnu Taimiyyah menyatakan bahwa imannya Sayyidah Khadijah RA tidak manfaat buat umat Islam. Dan bahwa Sayyidah Fathimah RA tercela seperti orang munafiq. Serta Sayyidina Ali RA seorang yang sial dan selalu gagal, serta berperang hanya untuk dunia dan jabatan bukan untuk agama, dan juga perannya untuk Islam tidak seberapa.

Ada pun Sayyiduna Al-Hasan RA dan Sayyiduna Al-Husein RA tidak zuhud dan tidak berilmu, serta tidak ada keistimewaannya. Lalu soal pembunuhan Sayyiduna Al-Husein RA hanya masalah kecil, lagi pula dia salah karena melawan Khalifah Yazid yang benar. Dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, Imam Ibnu Hajar Al-'Asqolaani rhm dalam kitab "Ad-Durorul Kaaminah" juz 1 hal.181 - 182 saat mengulas tentang Ibnu Taimiyyah menyatakan :

"ومنهم من ينسبه إلى النفاق لقوله في علي ما تقدم ."

"Dan di antara mereka (-para Ulama-) ada yang menisbahkannya (-Ibnu Taimiyyah-) kepada Nifaq, karena ucapannya tentang Ali sebagaimana telah disebutkan."

Dan dalam kitab "Lisaanul Miizaan", Sang Begawan Hadits ini menyimpulkan :

"كم من مبالغة لتوهين كلام الرافضي أدته أحيانا إلى تنقيص علي ."

"Berapa banyak sikap berlebihan (Ibnu Taimiyyah) dalam merendahkan perkataan Roofidhoh terkadang mengantarkannya kepada pelecehan Ali."

Sikap berlebihan Ibnu Taimiyyah pada akhirnya mengantarkannya ke penjara pada tahun 726 H hingga wafat di tahun 728 H. Sultan Muhammad bin Qolaawuun memenjarakannya di salah satu menara Benteng Damascus di Syria berdasarkan Fatwa Qodhi Empat Madzhab Aswaja, yaitu :

1. Mufti Hanafi Qodhi Muhammad bin Hariri Al-Anshori rhm.

2. Mufti Maliki Qodhi Muhammad bin Abi Bakar rhm.

3. Mufti Syafi'i Qodhi Muhammad bin Ibrahim rhm.

4. Mufti Hanbali Qodhi Ahmad bin Umar Al-Maqdisi rhm.

Bahkan Syeikhul Islam Imam Taqiyuddin As-Subki rhm dalam kitab "Fataawaa As-Subki" juz 2 halaman 210 menegaskan :

"وحبس بإحماع العلماء وولاة الأمور".

"Dia (Ibnu Taimiyyah) dipenjara dengan Ijma' Ulama dan Umara."

Namun, akhirnya Syeikh Ibnu Taimiyyah rhm bertaubat di akhir umurnya dari sikap berlebihan, khususnya sikap "Takfiir", sebagaimana diceritakan oleh Imam Adz-Dzahabi rhm dalam kitab "Siyar A'laamin Nubalaa" juz 11 Nomor 2.898 pada pembahasan tentang Imam Abul Hasan Al-Asy'ari rhm.

Namun, sayangnya Wahabi saat ini banyak yang tetap berpegang kepada sikap berlebihan Ibnu Taimiyah yang justru sebenarnya sudah diinsyafinya. Bahkan banyak kalangan Wahabi saat ini yang bersikap "Khawaarij" yang cenderung "Takfiirii" yaitu suka mengkafirkan semua umat Islam yang tidak sependapat dengan mereka.

Di Indonesia, sejumlah Tokoh Wahabi secara terang-terangan menyatakan bahwa Madzhab Asy'ari adalah bukan Aswaja, bahkan Firqoh sesat menyesatkan, antara lain :

1. Yazid Abdul Qadir Jawaz dalam buku "Mulia dengan Manhaj Salaf" bab 13 hal. 519 - 521.

2. Abdul Hakim bin Amir Abdat dalam buku "Risalah Bid'ah" bab 19 hal. 295 dan buku "Lau Kaana Khairan lasabaquunaa ilaihi" bab 6 hal. 69.
3. Hartono Ahmad Jaiz dalam buku "Bila Kyai Dipertuhankan" hal.165 - 166.

Selain mereka, masih ada Mahrus Ali yang mengaku sebagai Mantan Kyai NU melalui lebih dari sepuluh buku karangannya secara eksplisit menyesatkan aneka amaliyah NU yang bermadzhab Asy'ari Syafi'i.

Karenanya, Aswaja pun sepakat sejak dulu hingga kini, bahwasanya Khawaarij mau pun Naashibah adalah firqoh yang sesat menyesatkan. Jadi, Wahabi yang berpaham Khawaarij dan bersikap Nawaashib juga merupakan firqoh yang sesat menyesatkan.

Ada pun "Wahabi Moderat" yang berjiwa Reformis, mereka bukan Khawaarij Takfiirii dan bukan juga Nawaashib. Mereka adalah saudara muslim yang wajib dihormati bukan dicaci, dirangkul bukan dipukul, diajak dialog bukan ditonjok, dilawan dengan dalil bukan dengan bedil.

Apalagi mereka masih berpegang kepada sumber hadits yang sama dengan Aswaja, seperti Muwaththo' Malik dan Musnad Ahmad serta Kutubus Sittah, yaitu : Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Jami' At-Tirmidzi, Sunan An-Nasaa-i, Sunan Abi Daud dan Sunan Ibni Maajah, dan kitab-kitab Hadits Aswaja lainnya.


RIWAYAT NAWAASHIB

Jadi, jangan ada sikap gebrah uyah dengan "penggeneralisiran" semua Wahabi pasti Khawaarij Takfiirii atau pasti Nawaashib, sehingga semuanya pasti sesat menyesatkan, apalagi sampai mengkafirkan mereka. Sikap seperti itu sangat gegabah dan amat tidak ilmiah, serta bukan sikap Aswaja.

Selain itu, dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta Kitab Hadits Aswaja lainnya terdapat "Perawi Khawaarij" dan "Perawi Nawaashib", sehingga jika "mereka" dikafirkan, maka berarti ada "Perawi Kafir" dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta Kitab Hadits Aswaja lainnya.

Itu juga sangat berbahaya, karena juga bisa menjadi "Bumerang" yang menyerang balik dan menghancurkan Aswaja . Itu tidak dilakukan kecuali oleh mereka yang bodoh tentang Ilmu "Jarh wat Ta'diil" atau oleh "penyusup" yang pura-pura jadi Aswaja, padahal tujuannya merusak Aswaja.

Justru adanya riwayat Khawaarij dan Nawaashib dalam Kitab Hadits Aswaja, menunjukkan bahwa Aswaja dalam periwayatan Hadits memiliki Metode yang netral, adil, jujur dan amanat, serta jauh jauh dari sikap Fanatisme Madzhab.

Silakan baca kitab "Al-'Itab Al-Jamiil 'alaa Ahlil Jarhi wat Ta'diil" karya As-Sayyid Muhammad bin Aqil bin Yahya dengan tahqiq Sayyid Hasan bin Ali As-Saqqoof seorang Ahli Hadits dari Yordania dan ada juga dengan tahqiq DR.Alwi bin Hamid Syihab seorang Dosen Hadits di Universitas Hadromaut - Yaman.

Atau cari dan baca saja langsung dalam kitab- kitab Dirooyaat Hadits, nama-nama seperti : Umar bin Sa'ad, Zuhair bin Mu'awiyah, Ibrahim bin Ya'qub, Ishaq bin Suwaid, Tsaur bin Yazid, Hariiz bin Utsman, Hushoin bin Numair, Khalid bin Abdullah, Ziyad bin Jubair dan Ziyad bin 'Alaaqoh. Mereka semua adalah Nawaashib para pembenci Ahli Bait Nabi SAW, tapi ditsiqohkan dan diterima riwayatnya oleh Ahli Hadits Aswaja.

Selain itu, masih ada "Perawi Khawaarij" dari berbagai sektenya seperti Ibaadhiyyah, Azaariqoh, Haruuriyyah dan Ash-Shufriyyah, antara lain : Jaabir bin Zaid, Juray bin Kulaib, Syabats bin Rib'i dan 'Imraan bin Hiththoon. Dan ada juga "Perawi Murji-ah" yaitu Khalid bin Salamah dan "Perawi Qadariyyah" yaitu Tsaur bin Zaid. Mereka semua adalah Non Aswaja, tapi ditsiqohkan dan diterima riwayatnya oleh Ahli Hadits Aswaja.

Inilah bukti bahwa Aswaja adalah Madzhab Islam yang Muhaayid (Netral) dan I'tidaal (Adill), serta Tawassuth (Pertengahan) dan Tawaazun (Seimbang), juga Tasaamuh (Toleran).


SYAIR IMAM SYAFI'I
Imam Syafi'i RA dalam "Diiwaan" nya pada halaman 20, menyusun beberapa Bait Syair untuk menyindir Roofidhoh yang selalu menuduh para pecinta Sayyiduna Abu Bakar RA sebagai Nawaashib, dan sekaligus juga menyindir Nawaashib yang selalu menuduh para pecinta Ahli Bait Nabi SAW sebagai Syiah Roofidhoh.

Berikut syairnya :

إذا نحن فضلنا عليا فإننا


روافض بالتفضيل عند ذي الجهل


وفضل أبي بكر إذا ما ذكرته


رميت بنصب عند ذكري للفضل


فلا زلت ذا رفض ونصب كلاهما


بحبيهما حتى أوسّد بالرمل



Jika kami memuliakan Ali maka sesungguhnya kami ..

Menurut orang bodoh adalah Rowaafidh lantaran memuliakannya.

Dan jika aku menyebut keutamaan Abu Bakar ...

Maka aku dituduh Naashibah lantaran memuliakannya.

Maka aku akan tetap selalu menjadi Roofidhoh dan Naashibah sekaligus ...

Dengan menyintai keduanya hingga aku berbantalkan pasir (mati).


ASWAJA


Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang disingkat "Aswaja" adalah bukan Syiah dan bukan juga Wahabi, serta bukan Roofidhoh dan bukan juga Nawaashib.

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami rhm (w : 973 H) dalam kitab "Az-Zawaajir 'an Iqtiroofil Kabaa-ir" halaman 82 mendefinisikan Aswaja sebagai berikut :

"المراد بالسنة ما عليه إماما أهل السنة والجماعة الشيخ أبو الحسن الأشعري و أبو منصور الماتريدي ."


"Yang dimaksud dengan Ahlus Sunnah adalah yang dianut oleh dua Imam Ahlus Sunnah wal Jamaa'ah yaitu Syeikh Abul Hasan Al-Asy'ari san Abu Manshur Al-Maaturiidii."

Dan Imam Al-Murtadho Az-Zabiidii rhm (wafat : 1.205 H) dalam kitab "Ittihaafus Saadah Al-Muttaqiin" juz 2 hal. 6 menyatakan :

"إذا أطلق أهل السنة والجماعة فالمراد بهم الأشاعرة والماتريدية ."


"Jika disebut Ahlus Sunnah wal Jama'ah secara mutlaq, maka yang dimaksud adalah Kaum Asy'ari dan Kaum Maaturiidii."

Hampir semua Ulama dan Fuqoha Madzhab Fiqih Hanafi mengikuti Madzhab Aqidah Maaturiidi, karena Imam Abu Manshur Al-Maaturiidii rhm menghimpun ajaran Aqidah Imam Abu Hanifah rhm dalam Madzhab Aqidah Maaturiidiyyah yang dibangunnya.

Dan hampir semua Ulama dan Fuqoha Madzhab Fiqih Maliki dan Syafi'i, serta sebagian Ulama dan Fuqoha Madzhab Fiqih Hanbali mengikuti Madzhab Aqidah Asy'ari, karena Imam Abul Hasan Al-Asy'ari rhm menghimpun ajaran Aqidah Imam Malik, Syafi'i dan Ahmad, rohimahumullaah, dalam Madzhab Aqidah Asy'ariyyah yang dibangunnya.

Sebagian Ulama Hanbali mengklaim sebagai pengikut Madzhab Aqidah Ahli Hadits dan Atsar yang "dinisbahkan" kepada Imam Ahmad rhm. Mereka mengklaim sebagai Aswaja yang paling asli dan sejati. Kini, pengikut aliran ini banyak mendapat "label" sesuai aneka sebab kaitannya, antara lain :

1. Atsari : Karena mengklaim sebagai pengikut Ahli Atsar.

2. Salafi : Karena mengklaim sebagai Madzhab paling Salaf.

3. Wahabi : Karena menjadikan Pemikiran Tauhid Syeikh Muhammad b Abdul Wahhab sebagai rujukan utama.

4. Khawaarij : Karena sering menyalahkan semua umat Islam yang tidak sejalan dengan mereka.

5. Takfiirii : Karena sering mengkafirkan semua umat Islam yang tidak sependapat dengan mereka.

6. Nawaashib : Karena sering merendahkan Ahli Bait Nabi SAW dengan "dalih" bela Shahabat Nabi SAW, bahkan paling suka berteriak mengkafirkan dan memusyrikkan Ibu dan Ayah Nabi SAW.

7. Musyabbih : Karena dalam mentafsirkan Sifat Allah SWT menyerupakan-Nya dengan Makhluq.

8. Mujassim : Karena dalam mentafsirkan Sifat Allah SWT menjasmanikan Dzat Allah SWT dalam bentuk jasad Makhluq.




KESIMPULAN

Syiah dan Wahabi bukan "Agama", tapi "Firqoh", sehingga tidak tepat istilah "Agama Syiah" dan "Agama Wahabi", bahkan istilah tersebut terlalu "Lebay".

"Syiah Roofidhoh" dan "Wahabi Nawaashib" adalah Firqoh sesat menyesatkam yang sangat berbahaya, sehingga wajib diwaspadai oleh segenap Aswaja, dan harus dibendung penyebarannya, serta mesti dilawan penistaannya terhadap Ahlul Bait mau pun Shahabat Nabi SAW.

Sedang "Syiah Moderat" dan "Wahabi Moderat" yang berjiwa Reformis, mereka adalah saudara muslim yang wajib dihormati bukan dicaci, dirangkul bukan dipukul, diajak dialog bukan ditonjok, dilawan dengan dalil bukan dengan bedil.

Ada pun Aswaja adalah Madzhab Pecinta Ahlul Bait dan Shahabat Nabi SAW serta Para Salaf yang Sholihin.

Dan Aswaja adalah Madzhab yang selalu terbuka untuk Peradaban Dialog yang berbasis Ilmu dan Akhlaq, dalam membangun Toleransi Antar Umat Islam dari berbagai Madzhab mau pun Firqoh.

Aswaja adalah Madzhab Islam yang Muhaayid (Netral) dan I'tidaal (Adil), serta Tawassuth (Pertengahan) dan Tawaazun (Seimbang), juga Tasaamuh (Toleran).

Alhamdulillaah, Aswaja adalah "Firqoh Naajiyah" yang berjalan di atas jalan Rasulullah SAW dan Ahlil Baitnya serta Para Shahabatnya


Alhamdulillaahi Robbil 'Aalamiin ...


sumber asli :

http://www.habibrizieq.com/2015/03/syiah-vs-wahabi.html

Selasa, 15 September 2015

Inilah kebijakan ahok yang " WAJIB" dikoreksi

Inilah kebijakan ahok yang " WAJIB" dikoreksi, 
------------------------------------------------------------
#oleh ade setiawan
------------------------------------------------------------
Dari jaman dahulu yg namanya masyarakat betawi kalau mau berkurban boleh-boleh saja di halaman masjid, di halaman sekolah, di halaman kantor ataupun dipinggir jalanan, itu sudah merupakan syariat bahwa rosul pun memotong hewan qurban di tempat umum. yaitu ketika nabi selesai menunaikan sholat idul adha, beliau langsung ke lapangan untuk memotong hewan qurban, jadi jika umat islam dilarang untuk memotong hewan qurban baik itu di lapangan, di sekolah, ataupun di tempat umum lainnya, ini menyalahi sunnah rosul, ingat qurban ini merupakan ibadah umat islam, ini bagian agama, ini syiar islam, jika ahok membuat peraturan pelarangan pemotongan hewan qurban di tempat umum, ini berarti ahok melanggar konstitusi ?  bahwa uud 1945 menjamin bahwa "setiap orang berhak memeluk agama dan menjalankan ibadahnya masing2" , 

terus ada pendukung ahok beralasan bahwa jika memotong hewan qurban di pinggir jalanan, nanti dapat menyebabkan darahnya mengotori jalanan dan menyebabkan penyakit, maka itu alangkah baiknya memotong hewan qurban di rumah pemotongan hewan qurban saja.

jawaban :
sekarang begini, memotong hewan qurban ini merupakan ibadah untuk ALLAH, jika anda beralasan takut darahnya menetes mengotori jalanan sehingga menyebabkan penyakit, ini adalah pemahaman yang keliru, dari jaman dahulu orang-orang tua kita tuh gak ada yg kena penyakit gara-gara menyembelih hewan qurban, insya ALLAH karena ini ibadah, ALLAH yang menjamin keberkahan ibadah qurban ini, karena ini adalah perintah ALLAH, ini syiar ISLAM, kalau ALLAH yang menjamin keberkahannya ibadah qurban ini ? anda bisa apa sebagai manusia ? 

Dan kedua kalau umat islam disuruh menyembelih hewan qurban di rumah pemotongan hewan qurban salah satunya yaitu daerah cakung, jika ini diterapkan apakah akan bisa ?  ingat jumlah umat islam di jakarta yang ingin menyembelih hewan qurban itu banyak, bisa jutaaan, kalau nanti penyembelihan hewan qurbannya terpusat di daerah cakung, yang ada membuat daerah cakung menjadi "MACET" , jangankan mengadakan qurban di  daerah cakung, hari biasa saja sudah "MACET" ,apalagi mau diadakan pemotongan hewan qurban terpusat ??? ini tanda Tanya besar ,ini yang disebut unlogikal ( tidak logika)
-----------------------


baca juga berita ahok wajibkan pemotongan hewab qurban di RPH, ini linknya

m.suara-islam.com/mobile/detail/15395/-Buat-Gaduh-Lagi--Ahok-Wajibkan-Pemotongan-Hewan-Kurban-di-RPH



catatan : 
maaf kami tidak mau berdebat, tugas kami hanya menyampaikan suatu kebenaran kepada orang islam, karena itu jika antum sependapat alhamdulillah, jika tidak ya sudah# saya tidak memaksa anda supaya sepaham dengan saya,

Jumat, 04 September 2015

SEBUAH KESIA-SIAAN



SEBUAH KESIA-SIAAN

Oleh : Buya Yahya
Pengasuh LPD Al-Bahjah
Kadang seorang menjadi sombong bukan dengan harta dan pangkat, akan tetapi sombong dengan amal baik dan akhirat. Sedikit memahami ilmu hadits, berikut riwayat dan syarahnya merasa dirinya lebih hebat dari orang lain. Sehingga dengan mudahnya seseorang menyalahkan orang lain dan berkata "Mereka itu orang-orang bodoh tidak mengerti hadits seperti aku ".
Yang faham tentang fiqih, dengan lancangnya mengomentari orang lain dengan nada merendahkan, "Kasihan mereka itu orang bodoh dan tidak mengerti fiqih seperti aku". Sedikit menghafal al Qur'an, lalu dengan mudahnya meremehkan orang lain dan berkata "Mereka orang-orang bodoh yang tidak hafal al Qur'an seperti aku". Terjun di dunia da'wah mulai banyak pengikut dan pengagumnya lalu mereka merasa bahwa ia telah melakukan suatu tugas besar, kemudian mulai menghinakan dan merendahkan yang lainnya dan berkata "Kasihan mereka itu pada tidak bergerak di dalam da'wah seperti aku" atau "cara berdakwah mereka tidak sehebat caraku". Yang sudah bisa bangun malam, bertahajud, melakukan puasa, lalu memandang orang lain dengan picik dan rendah lalu berkata "Kasihan mereka punya ilmu, tetapi tidak pernah bangun malam seperti aku.", "Tidak pernah berpuasa seperti aku!" dan seterusnya.
"Aku" yang dibesarkan, "Aku" yang diagungkan. Tidak tahu kalau makhluk pertama yang mengagungkan ke-Aku-annya adalah iblis, saat berkata "Aku lebih baik dari manusia". Sungguh, semestinya seseorang tidak akan sombong dengan akhirat. Seharusnya seseorang tidak bisa sombong dengan ketaatannya dan keistiqomahan. Jika ada yang sombong dengan hafalan Al-Qur'annya atau sedikit ilmu fiqihnya atau kiprahnya di dunia dakwah, hal itu disebabkan karena adanya sesuatu yang salah di dalam mereka menjalani ketaatan. Yang telah melakukan sebuah amal kebaikan lalu meremehkan orang lain maka semestinyalah ia segera koreksi amal-amal tersebut. Bisa jadi karena telah ada riya di dalam beramal (pamrih yang selain Allah). Barangkali karena ketidakmengertian akan hakekat sebuah amal kebaikan. Mungkin saja kecintaannya kepada pangkat dan dunia telah melalaikan akan maksud sebuah ilmu dan amal.
Sebuah kelompok atau seseorang yang tersesat dalam ilmu dan amalnya akan ditandai dengan kesombongan akan ke-Aku-annya dan begitu mudahnya meremehkan yang lainnya. Maunya menyalahkan, memfitnah dan menggunjing kelompok atau orang lain. Atau paling tidak akan menyimpan kebencian kepada yang lainnya atau adanya kegembiraan tersembunyi jika ada musibah menimpa orang atau kelompok lain. Tiada sapa, teguran beradab, prasangka baik dan upaya indah untuk menjadikan yang lainnya baik.
Sebaliknya, ahli ilmu dan amal baik yang sesungguhnya dan ahli istiqomah yang tulus akan semakin tawadhu' dan merendah kepada Allah dan kepada sesama manusia. Yang telah mempunyai ilmu dengan ketulusan akan selalu melihat orang lain yang terjerumus dengan mata kasih dan rindu untuk bisa menolongnya. Senantiasa memohon kepada Allah agar dirinya menjadi sebab baiknya orang lain, agar pintu hidayah segera dibukakan untuknya. Kepada orang yang berilmu lainnya akan sangat menghargai dan mencintainya. Jika ada yang berhasil dari mereka ia akan berbangga dan bersyukur. Dan disaat melihat orang lain yang berilmu belum terlihat berhasil atau prestasinya di bawah keberhasilannya akan ia bantu dan perjuangkan agar bisa maksimal dalam keberhasilannya.
Pernahkah disaat Allah memuliakan kita dengan hafalan Al-Qur’an atau ilmu fiqih atau ilmu hadits atau kemudahan dalam berdakwah lalu kita senantiasa takut jika ini semua menjadi tidak bermanfat dan tidak diterima oleh Allah? Dan alangkah sia-sianya usaha kita jika buah ilmu kita tidak bisa kita petik di akhirat. Alangkah mengerikannya jika gelar Ustad, Kiai, Orang soleh, Penghafal Al-Qur’an, Ahli fiqih, Ahli hadits dan lain sebagainya hanya kita peroleh di dunia, sementara di akhirat kita didustakan dan ditolak gelar-gelar tersebut oleh Allah SWT.
Pernahkah kita merenung, apakah ilmu dan amal yang diberikan oleh Allah kepada kita telah menjadikan kita semakin dekat dan takut kepada Allah atau justru kita bertambah kurang ajar dan jauh dari Allah? Pernahkah kita berfikir apakah amal dan ilmu kita menjadikan kita semakin mesra, indah dan saling mencintai kepada sesama? Adakah rasa kasih dan sayang terpancar dari ilmu kita disaat kita melihat saudara kita yang terjerumus dalam nistanya kemaksiatan?.Atau justru amal dan ilmu tersebut telah menjadikan kita semakin sombong, memandang picik dan menghinakan mereka? Sudahkah kita insyaf untuk menjadi hamba yang beruntung yang senantiasa berfikir bagaimana amal dan ilmu kita bisa diterima oleh Allah? Atau justru gebyar keberhasilan ilmu dan amal kita hanya menjadikan kita orang yang selalu berfikir bagaimana berilmu dan beramal saja tanpa ada kerinduan kepada Allah? Dan pernahkah selama ini kita berfikir untuk merenungi ini semua?.
Wallahu alam bisshowab…

sumber :

https://web.facebook.com/buyayahya.albahjah/posts/844565218929848:0

Jumat, 07 Agustus 2015

PENGERTIAN SINGKAT SEPILIS

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Bismillah.. walhamdulillah...wala..haula walaa quwwata illah billah...

Penulis : Ade Setiawan


Pada kesempatan ini penulis ingin menjelaskan bahaya pemahaman SEPILIS. Apa itu SEPILIS ? tentunya itu bukan penyakit kelamin, tetapi ini adalah penyakit pemikiran yang luar biasa bahayanya bagi umat islam dewasa ini. SEPILIS sendiri adalah singkatan dari SEKULERISME, PLURALISME, LIBERALISME. Sebuah paham yang mampu menghancurkan negara KHILAFAH UTSMAN (turkey) pada tahun 1924. Paham ini yang merubah khilafah utsman(turkey)  yang berpegang teguh pada syariat islam menjadi negara yang jauh dari agama. Tentunya penulis tidak ingin menjelaskan hancurnya khilafah utsman. Tetapi menjelaskan bagaimana paham ini bisa terlahir dan apa tujuan dari paham ini.

SEKULERISME

SEKULERISME artinya sebuah paham yang memisahkan ajaran agama dengan urusan negara. Apa maksudnya ? , ini berarti ilmu agama tidak boleh masuk ke ranah pemerintahan ataupun negara. Jadi jika ada kebijakan ataupun peraturan yang dikeluarkan negara, agama tidak boleh ikut campur. Meskipun kebijakan itu bertentangan dengan nilai agama. “Agama urusin ajah umatnya,  urusan negara biar kami yang urus”, begitulah kicauan dari tokoh-tokoh sekuler. Contoh sekulerisme misalnya dikeluarkannya peraturan undang-undang yang mebolehkan (menghalalkan) MIRAS beredar, padahal minuman keras sendiri hukumnya dalam agama adalah HAROM, jadi kesimpulannya PERATURAN NEGARA dan PERATURAN ALLAH bertentangan.

LIBERALISME

LIBERALISME  adalah sebuah paham yang mengagungkan kebebasan, yang mengedepankan logika berpikir dibanding iman. Serta paham ini  mengakibatkan komplikasi dari berbagai penyakit pemikiran yaitu Pluralisme, Sekularisme, Materialisme dan Rasionalisme,

PLURALISME

PLURALISME adalah sebuah paham yang mencampuradukkan ajaran agama, menganggap semua agama benar, semua agama masuk syurga dan menganggap semua agama mempunyai tuhan yang sama. Contohnya adalah orang ISLAM boleh ikut misa di gereja, orang nasrani boleh sholat di masjid.

Begitukah pengertian singkat SEPILIS, semoga bermanfaat.
Insya ALLAH akan dibahas lebih lanjut sejarah paham SEPILIS diartikel selanjutnya.







  





Sabtu, 18 Juli 2015

JK OTAK DENGKUL ???

JK OTAK DENGKUL ???

oleh : AL HABIB MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB
Tolikara Papua mendadak menjadi perhatian nasional dan internasional setelah terjadinya INTOLERANSI terhadap umat Islam dengan penyerbuan ratusan orang dan pembakaran MASJID serta 11 kios dan 2 rumah warga muslim saat pelaksaan Shalat Idul Fithri 1436 H. Namun ada sumber menyatakan bahwa yang terbakar lebih banyak dari yang diberitakan.
Sungguh ini merupakan pencederaan toleransi antar umat beragama. Namun disayangkan muncul komentator yang tidak berdasarkan fakta di lapangan. Sebagaimana dilansir beberapa media, bahwasanya JK sebagai Wakil Presiden RI berkomentar bahwa kejadian tersebut karena speaker Masjid yang mengganggu masyarakat sekitarnya.
JK MEMFITNAH
Perlu kiranya dilihat FAKTA di lapangan bahwa :
1. Sejak dulu hingga kini, umat Islam di Tolikara TIDAK PERNAH menggunakan speaker untuk acara keagamaan Islam, baik di Masjid mau pun Musholla atau lainnya.
2. Kapolres Tolikara AKBP SUROSO yang ikut Sholat Idul Fithri adalah salah satu saksi korban bahwa TIDAK ADA speaker saat pelaksanaan Sholat Idul Fithri disana.
3. Ada Surat Edaran Resmi dari GIDI Tolikara yang melarang pelaksanaan Shalat Hari Raya Idul Fithri, dan juga melarang pemakaian Jilbab di Tolikara. Jadi, BUKAN SOAL SPEAKER, karena memang tidak ada yang gunakan speaker.
Dengan demikian jelas bahwa komentar JK yang menyatakan bahwa sabab musabbab peristiwa karena speaker Masjid yang mengganggu warga sekitar adalah FITNAH !!!
Tentu komentar JK yang beraroma FITNAH tersebut sangat menyakitkan umat Islam Tolikara, karena mereka sudah jadi korban kebiadaban Kristen, kok malah disalahkan ???!!!
INFO TERAKHIR
Informasi terakhir yang kami terima dari sejumlah Tokoh Islam di Papua sebagai berikut :
1. Bahwa benar ada Surat Edaran GIDI Tolikara tentang pelarangan Shalat Idul Fithri dan Jilbab di Wilayah Tolikara.
2. Bahwa Pelaksanaan Sholat Idul Fithri sudah seizin Kapolres dan sepengetahuan Danramil setempat.
3. Bahwa benar ada Penyerangan saat Sholat Idul Fithri dilaksanakan, dan benar terjadi pembakaran 11 kios muslim dan 2 rumah warga muslim.
4. Bahwa benar ada korban luka bakar dari pihak muslim.
5. Bahwa benar dari pihak perusuh ada satu tewas di tempat dan 2 kritis karena tertembak aparat keamanan, serta beberapa telah ditangkap untuk diproses hukum.
6. Bahwa benar Pendeta yang keluarkan edaran telah buron sampai saat ini.
7. Bahwa benar ada banyak warga luar yang melakukan penyerangan, sehingga patut diduga ada keterlibatan pihak luar / asing sebagai aktor intelektual.
8. Bahwa benar Kapolres dan Ketua DPRD menjamin segera menangkap para pelaku yang buron.
9. Bahwa benar sedang dilakukan penyelesaian komprehensif dengan pendekatan hukum dan kultur Wamena.
10. Bahwa benar pasca kejadian telah digelar pertemuan MUI. Kapolres, Dandim dan DPRD.
KETERLIBATAN ASING
Dugaan keterlibatan Missionaris Asing dalam peristiwa yang dimotori oleh GIDI Tolikara bukan isapan jempol.
Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya GIDI sering mengawal para Missionaris Asing untuk keliling Papua melakukan misi Kristennya.
Selain itu, ternyata ditemukan dokumen bahwasanya GIDI sejak lama telah menjalin kerja sama dengan ISRAEL. Berikut ini foto dokumennya :
Screenshoot 1

Screenshoot 2

Sumber

HABIB RIZIEQ TEGUR KERAS JK
Karena itulah, Imam Besar FPI, Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab, menanggapi keras pernyataan JK :
"Kita pertanyakan darimana JK menyatakan bahwa sebab peristiwa Tolikara adalah speaker Masjid ??? Dari Intel Blo'on atau dari Otak Dengkul ???
Ciri orang cerdas adalah berpikir dulu baru bicara, karena letak otak di kepala di atas mulut. Mungkin JK terbalik, bicara dulu baru mikir, bahkan mungkin tidak mikir sama sekali ??? Hal itu mungkin karena otak JK di bawah mulut, alias di dengkul ??? Wallaahu A'lam !!!"

SEBELAS PLANET



SEBELAS PLANET

oleh :   Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab, Lc, MA, DPMSS
Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Sebagaimana telah dibahas dalam artikel sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan SEBELAS KAUKAB dalam mimpi Nabi Yusuf AS adalah SEBELAS PLANET.
Pertanyaannya, benarkah jumlah PLANET ada 11 (sebelas) ?
DEFINISI PLANET
Konferensi IAU (Internasional Astronomical Union) di Praha - Cheko pada tanggal 24 Agustus 2006 memutuskan bahwa Benda Langit dalam Sistem Tata Surya yang memantulkan cahaya ada tiga kelompok :
1. Planet
Definisinya ialah Benda Langit yang berbentuk bulat dan mengitari Matahari serta merupakan satu-satunya objek yang paling dominan di orbitnya. Kelompok ini mencakup 8 (delapan) Benda Langit, yaitu : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
2. Planet Kerdil (Dwarf Planet)
Definisinya ialah Benda Langit yang berbentuk hampir bulat dan mengitari Matahari tapi tidak dominan di orbitnya dan bukan Satelit. Kelompok ini mencakup 3 (tiga) Benda Langit, yaitu : Pluto, Ceres dan Xena.
3. Benda Kecil Tata Surya (Small Solar System Body)
Definisinya ialah Benda langit yang bukan Planet dan bukan pula Planet Kerdil. Kelompok ini banyak sekali, antara lain : Satelit (seperti Bulan dan Cheron), Asteroid, Meteor, TNO (Trans Neptunian Objects = Objek Lintas Neputunus), NEO (Near Earth Objects = Objek Dekat Bumi), dan lain sebagainya.
PENEMUAN PLANET
Sejak berabad-abad yang lalu, umat manusia sudah mengenal 5 (lima) Planet selain Bumi, yaitu : Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Kelima planet tersebut mudah terlihat dengan mata telanjang dari permukaan Bumi pada saat cuaca cerah.
Uranus baru ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1781 oleh William Herschel dengan bantuan Teleskop. Dan Ceres ditemukan pada tahun 1801. Lalu Neptunus baru ditemukan pada tahun 1846. Sedang Pluto baru ditemukan pada tahun 1930. Belakangan baru ditemukan Xena.
Dengan demikian, sebelum Konferensi IAU tahun 2006 bahwa Benda Langit yang sudah ditemukan dan diakui sebagai Planet ada 11 (sebelas), yaitu : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Ceres, Pluto dan Xena.
Akhirnya, melalui Konferensi IAU tahun 2006 diputuskan pembagian Planet menjadi dua klasifikasi, yaitu :
Pertama, Planet Besar yang dominan di orbitnya, yang mencakup 8 (delapan) Benda Langit, yaitu : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
Kedua, Planet Kecil / Kerdil yang tidak dominan di orbitnya, yang mencakup 3 (tiga) Benda Langit, yaitu : Ceres, Pluto dan Xena.
KESIMPULAN
Dengan uraian di atas menjadi jelas bahwasanya KESEBELAS Benda Langit tersebut, pada mulanya semuanya disebut PLANET. Lalu yang delapan hingga kini tetap disebut sebagai PLANET, sedang yang tiga dinamakan PLANET KERDIL.
Jadi, apa pun namanya dan bagaimana pun KLASIFIKASI PLANET nya, tetap saja tidak merubah jumlah total PLANET dalam System Tata Surya adalah SEBELAS, yaitu :
1. Merkurius 2. Venus
3. Bumi 4. Mars
5. Jupiter 6. Saturnus
7. Uranus 8. Neptunus
9. Ceres 10. Pluto
11. Xena.

Dengan demikian, sama percis dengan INFO QUR'ANI.
Subhaanallaahi wal Hamdulillaahi wa Laa ilaaha illallaahu Wallaahu Akbar ...


sumber asli :


https://www.facebook.com/HabibRizieq/posts/416177708583211:0

Diskriminasi media massa terhadap ISLAM


Diskriminasi media massa terhadap ISLAM


penulis : ade setiawan



aku mah apa tuhh. cuma mecahin miras ..ehhh... media teriak .. ini islam GARIS KERAS...
aku mah apa tuhh. cuma demo tolak ahok..ehhh... media teriak ..ini islam GAK TOLERAN.. .
aku mah apa tuhh. cuma bubarin tempat maksiat..ehhh... media teriak .. ini islam ANARKIS...
aku mah apa tuhh. cuma gabung di rohis..ehhh... media teriak .. ini bibit islam TERORIS.. ..
tapi anehnya ada pendeta kristen perintahkan bakar masjid di papua..ehh..media gak teriak tuhh...kristen garis keras dan teroris...
tapi anehnya OPM Papua memberontak NKRI ...ehhh.. media gak teriak tuhhh... itu komplotan teroris...
tapi anehnya Militan budha di myanmar mengusir dan membunuh muslim rohingya dengan BIADAB.. ...ehhh.. media gak teriak ... itu komplotan BUDHA teroris...
dan anehnya muslim di CHINA dilarang BERPUASA sama pemerintahnya ...ehhh.. media gak teriak tuhh ... negeri CHINA GAK TOLERAN...
serta anehnya muslim PALESTINA DI BANTAI YAHUDI ZIONIS LAKNATULLAH .. ehhh... media gak teriak ... itu ZIONIS TERORIS...
serta sekali lagi anehnya Tentara AMERIKA Membantai dan menjajah MUSLIM IRAK .. ehhh... media gak teriak ... itu AMERIKA TERORIS...
ehhh... lahirlah ISIS di irak akibat penjajahan amerika.. ini ISIS memberontak lawan amerika ... ehhh.. apess.. si ISIS baru lahir.. dituduh MEDIA TERORIS..
tapi ngomong-ngomong soal ISIS.. penulis tidak MENDUKUNG ISIS .. dan MEMBELA ISIS.. okee.jangan bahas isis .. lanjut lagi...
tahun kemaren.. Oknum Banser NU mengamankan natal hampir diseluruh indonesia dan tidak kalah polisi dan TNI menjaga ketat hari raya nasrani...
Begitu juga dengan umat lainnya seperti budha dan hindu... Mereka bisa merayakan hari rayanya dengan damai.. yahh karena yang jadi mayoritas di negeri ini siapa?
UMAT ISLAM ! Kalau UMAT ISLAM jadi mayoritas pasti AMAN ! Karena ISLAM Agama Damai dan rahmat tapi tegas terhadap kemungkaran.. tapi kalau disuatu negeri umat islam
jadi minoritas ? yahh siap-siap lah, diperlakukan diskriminasi... dan anehnya MEDIA GAK HEBOH untuk memberitakan itu..
SEKARANG perlakuan aparat untuk umat ISLAM DI HARI RAYA Bagaimana ? yahhh.... kecewa dehh..., Masjid ajah bisa dibakar pas hari raya idul fitri di papua... dan media gak teriak-teriak lagi.. itu teroris..
Jadi kesimpulannya UMAT ISLAM diperlakukan diskriminasi pemberitaan oleh MEDIA..
MEDIA APA YANG Melakukan diskriminasi ? Media sekuler, liberal, dan media-media badut ZIONIS YAHUDI LAKNATULLAH serta SALIBIS international ..
TUGASNYA APA ? Menyebarkan pemahamannya, menutupi aib-aib orang sekuler, liberal, ZIONIS dan melakukan pencitraan dengan media, serta melabelkan kata "JIHAD" yang berarti
"TERORIS", padahal INDONESIA MERDEKA DENGAN ADANYA "JIHAD", tentu JIHAD YANG SYAR"I (JIHAD YANG DIBENARKAN)
Ya sudahlah ... mungkin ini pertanda AKHIR JAMAN .. dunia ini sudah tua.. yang benar disalahkan .. yang salah dibenarkan ..
curhatan pribadi : ade setiawan hamba yang HINA...

Jumat, 17 Juli 2015

SEBELAS KAUKAB

SEBELAS KAUKAB
oleh : HABIB Muhammad Rizieq Syihab


Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Dalam QS.12.Yusuf ayat 4 , Allah SWT menceritakan tentang mimpi Nabi Yusuf AS yang melihat Sebelas KAUKAB dan MATAHARI serta BULAN :
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat SEBELAS KAUKAB dan Matahari serta Bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku".
KAUKAB dan NAJM
Sepanjang sejarah masyarakat Arab, kata KAUKAB selalu diidentikkan dengan kata NAJM yang artinya BINTANG.
Namun, dalam QS.24.An-Nuur : 35, tatkala Allah SWT memberikan perumpamaan Cahaya-Nya, diceritakan tentang REFLEKSI CAHAYA dalam Kaca yang pantulannya bagaikan KAUKAB yang berkilau. Ini menjadi isyarat bahwa cahaya KAUKAB adalah hanya merupakan PANTULAN.
Inilah yang membedakan KAUKAB dan NAJM sebagai Benda Langit. Dimana KAUKAB adalah Benda Langit yang hanya memantulkan cahaya Matahari, bukan memiliki cahaya dari dalam dirinya.
Nah, Benda Langit yang memantulkan cahaya ada yang dominan di orbitnya, itulah yang disebut PLANET seperti Bumi. Namun ada juga yang tidak dominan di orbitnya.
Benda Langit yang memantulkan cahaya dan tidak dominan di orbitnya terbagi dua : Pertama, yang terkait dan ikut menyertai Planet, inilah yang disebut SATELIT seperti Bulan yang jadi Satelit bagi Bumi. Dan Kedua adalah selain Planet dan Satelit.
Sedang NAJM adalah Benda Langit yang menghasilkan cahaya dari dirinya sendiri, bukan pantulan, ini yang dikenal sebagai BINTANG.
Salah satu Bintang di Jagat Raya yang sangat terkenal dan akrab dengan kehidupan manusia di Bumi adalah BINTANG KUNING yang populer dengan nama MATAHARI.
TAFSIR KAUKAB
Dalam banyak kitab Tafsir mau pun Terjemah Al-Qur'an, kata KAUKAB sering diartikan BINTANG. Tentu tidak salah, karena sudah sesuai dengan makna bahasa sebagaimana digunakan masyarakat Arab sejak lama.
Namun, memperhatikan cerita mimpi Nabi Yusuf AS tentang SEBELAS KAUKAB dan MATAHARI serta BULAN, mengisyaratkan bahwa KAUKAB yang dimaksud adalah BENDA LANGIT yang bukan dari jenis BINTANG seperti MATAHARI dan bukan pula dari jenis SATELIT seperti BULAN.
Dengan demikian isyarat ilmiah tersebut menunjukkan bahwasanya yang dimaksud Kaukab dalam ayat tersebut adalah PLANET yang hanya memantulkan cahaya Matahari, tidak memiliki cahaya dari dalam dirinya, dan ia dominan di orbitnya, sehingga tidak menjadi satelit bagi Benda Langit yang lainnya.
Karenanya, para Ahli Mu'jizat Ilmiah Al-Qur'an di era Sains saat ini menafsirkan mimpi Nabi Yusuf AS bahwa beliau melihat SEBELAS PLANET dan MATAHARI serta BULAN.
Subhaanallaah ...
Pertanyaannya : Benarkah jumlah PLANET ada 11 (sebelas) ?
Insya Allah, akan dipaparkan dalam artikel selanjutnya.

KRISTEN RADIKAL PAPUA SERANG UMAT ISLAM SAAT SHOLAT IDUL FITHRI

KRISTEN RADIKAL PAPUA SERANG UMAT ISLAM SAAT SHOLAT IDUL FITHRI

Jum'at pagi saat umat islam di seluruh Indonesia bergembira merayakan hari kemenangan Idul Fithri, sementara kaum muslimin di Kabupaten Tolikara (Karubaga) di Propinsi Papua saat sedang melaksanakan Shalat Idul Fithri justru diserang oleh kelompok Kristen Radikal Papua.
Gerombolan GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) Wilayah Toli melempari umat Islam yang sedang Shalat Idul Fithri dengan batu, lalu membakar masjid, rumah dan toko umat muslim.
Tidak kurang 10 orang umat muslim mengalami luka bakar. Dan kehilangan tempat tinggal serta pencahariannya. Saat ini umat islam diungsikan ketempat yang aman oleh aparat setempat.
Berikut KRINOLOGIS kejadian:
1. Tanggal 11 Juli 2015 terdapat SURAT EDARAN resmi dari GIDI yang ditandatangani oleh Pdt. Marthen Jingga S.Th Ma dan Pdt. Navus Wenda S.Th yang berisi bahwasanya GIDI Wilayah Toli melarang Perayaan Idul Fithri dan juga melarang muslimah berjilbab di seluruh Kabupaten Tolikara.
2. Tanggal 17 Juli 2015 hari Jum'at pagi jam 07.00 WIT saat Hari Raya Idul Fithri, tatkala umat Islam melaksanakan Sholat Idul Fithri di lapangan Makoramil 1702-11/Karubaga, terjadi PROVOKASI dari Pdt. Marthen Jingga dan Koorlapnya yang bernama Harianto Wanimbo dengan menggunakan megaphone berorasi untuk membubarkan Ibadah Shalat Idul Fithri di Tolikara.
3. Pukul 07.05 WIT Saat memasuki Takbir ke 7 rakaat pertama Shalat Idul Fithri massa dari Pdt. Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Koorlap) mulai berdatangan dan melakukan aksi pelemparan batu dari bandara Karubaga dan luar lapangan Makoramil 1702-11/karubaga, dan secara paksa berusaha membubarkan kegiatan Sholat Idul Fitri dan mengakibatkan kepanikan jamaah yang sedang melaksanakan shalat. Lalu massa perusuh langsung melakukan pelemparan batu dan perusakan kios-kios yang berada di sekitar Masjid Baitul Mutaqin. Aparat keamanan berusaha membubarkan massa dengan mengeluarkan tembakan peringatan, namun massa semakin bertambah dan melakukan pelemparan batu kepada aparat keamanan.
4. Jam 8 kelompok Kristen Radikal melakukan tindakan BRUTAL dan ANARKIS berupa pembakaran kios-kios dan Masjid Baitul Mutaqin serta rumah warga muslim, sehingga tidak kurang dari 10 orang muslim mengalami luka bakar.
Ini adalah kesekian kalinya diskriminasi intoleransi yang dilakukan kelompok Kristen Radikal di Papua.
DAFTAR PENGURUS GIDI
BADAN PEKERJA PUSAT (BPP) GEREJA INJILI DI INDNESIA (GIDI)
President : Pdt. Dorman Wandikbo
Wakil president : Pdt. Usman Kobak, S.Th, MA
Sekretaris Jenderal : Pdt. Samuel Souga, S.Th
Wakil Sekretaris Jenderal : Timmy Taime, SH
Bendahara : Ev. Yulyus Bidana
Wakil Bendahara : Pdt. Yan Koireuwa
SURAT EDARAN GIDI ( foto terlampir )

SIKAP FPI
Pernyataan Imam Besar FPI, Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab, tentang Peristiwa Idul Fithri berdarah di Tolikara - Papua :
"Itu perbuatan BIADAB !!! Mereka KAFIR HARBI yang harus dibasmi !!! Mereka telah menodai Agama, Bangsa dan Negara !!!
Kita serukan Pemerintah RI, khususnya aparat pertahanan dan keamanan, yaitu TNI dan POLRI, untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap para perusuh yang telah membakar Masjid dan menjarah pasar umat Islam di Papua, sehingga berjatuhan korban dari umat Islam pada Jum'at pagi di Hari Raya Idul Fithri 1436 H.
Termasuk seluruh pengurus Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Badan Pekerja Wilayah Toli - Papua yang telah memprovokasi masyarakat Keisten Papua melalui Surat Edaran tertanggal 11 Juli 2015 yang ditanda tangani Pdt.Navus Wenda dan Pdt.Marthen Jingga, yang melarang Perayaan Idul Fitri bagi umat Islam dan Pemakaian Jilbab bagi muslimah di seluruh Wilayah Tolikara - Papua. Begitu juga para MISSIONARIS ASING yang selama ini terlibat bekerja-sama dengan GIDI. Tangkap mereka !!!
Saya serukan agar jangan sampai lebih dari 2 x 24 jam, para perusuh dan para aktor intelektualnya serta misionaris asing yang terlibat, harus segera ditangkap, sebelum para JIHADIS dari seluruh pelosok Tanah Air turun ke Papua untuk mengeksekusi mereka dengan prinsip : Luka dibayar dengan Luka, dan Darah dibayar dengan Darah, serta Nyawa dibayar dengan Nyawa."
Selanjutnya, Imam Besar FPI mengisyaratkan agar seluruh Laskar FPI se Indonesia wajib SIAGA I, sehingga kapan saja diinstruksikan untuk ke Tolikara membela Agama, Bangsa dan Negara harus siap berjihad.
Team News FPI

Selasa, 14 Juli 2015

NASA & LAILATUL QADAR

NASA & LAILATUL QADAR

oleh :
Habib  Muhammad Rizieq Syihab

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Salah satu ciri Lailatul Qadar adalah "BALJAH" yaitu situasi dimana pada pagi hari Matahari terbit dengan tanpa radiasi cahaya, sehingga suhunya sedang tidak panas, dan di malam harinya tiada Bintang yang terlihat di langit, walau tidak ada awan tebal atau pun cuaca mendung yang menutupinya. Selain itu, tidak ada meteor yang jatuh masuk ke Atmosfir Bumi.
Padahal di pagi hari biasa, Matahari terbit dengan radiasi cahaya, sehingga terasa panas. Dan di malam harinya, jika cuaca cerah tidak berawan atau tidak mendung, maka sekurangnya ada 10 (sepuluh) Bintang yang selalu terlihat, bahkan setiap malam tidak kurang dari 20.000 (dua puluh ribu) meteor yang jatuh ke Atmosfir Bumi.
Di bulan Ramadhan pada 10 (sepuluh) tahun yang lalu, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pernah menemukan situasi "BALJAH" yang merupakan ciri Lailatul Qadar. Namun fakta tersebut disembunyikan dan tidak dipublikasikan NASA, agar non Muslim tidak tertarik masuk Islam.
Namun akhirnya, seorang pakar NASA yang bernama CARNER tak kuasa menyembunyikan Fakta Ilmiah tersebut, sehingga ia mempublikasikannya dan sekaligus mendeklarasikan diri masuk agama Islam, walau pun harus kehilangan jabatannya di NASA.
Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al-Quran dan As-Sunnah di Mesir, Dr. Abdul Basith As-Sayyid mengkritik keras NASA yang telah dengan sengaja menyembunyikan bukti empiris ilmiah tentang (malam) Lailatul Qadar.
Ini bukan pertama kalinya, NASA menyembunyikan Fakta Ilmiah terkait Mu'jizat Ilmiah Al-Qur'an. NASA pernah menghilangkan satu halaman di situs resminya yang pernah dipublikasikan selama 21 hari. Halaman itu berisi hasil ilmiah tentang cahaya aneh yang tidak terbatas dari Ka’bah di Baitullah ke Baitul Makmur di langit. Terkait hal ini Prof.DR.Muhammad Zaglul An-Najjar menyampaikan protes keras kepada NASA.
Semua berita di atas dilansir sejumlah media di Eropa dan Timur Tengah pada awal Juli 2015.
Maha Suci Allah SWT yang telah memberitakan keagungan Lailatul Qadar melalui Surat Al-Qadar, dan menceritakan tentang turunnya Jibril AS dan para Malaikat yang mulia hingga terbitnya Fajar.

Sabtu, 11 Juli 2015

MOHON PAMIT WAHAI RAMADHAN

MOHON PAMIT WAHAI RAMADLAN 
Penulis: Pejuang Islam [ 18/8/2012 ]



K.H. Luthfi Bashori

(18 Agustus di malam Takbiran 1433).

Konon Sy. Ali bin Abi Thalib RA, jika masuk waktu akhir Ramadlan, beliau jarang meninggalkan mihrab (tempat pengimaman shalat), beliau seakan-akan memutuskan untuk bermukim di sana sambil bermunajat kepada Allah disertai tetesan air mata mengalir deras.

Sy. Ali bin Abi Thalib menampakkan kesedihan yang sangat dalam karena harus berpisah dengan bulan yang paling dicintainya, yaitu Ramadlan. Air mata beliau menetes hingga membasahi jenggotnya, sambil diusap jenggot yang basah itu, sambil terus berdzikir kepada Allah tak henti-hentinya hingga menjelang Subuh.

Beliau sudah merasakan betapa nikmatnya selama Ramadlan, sebulan suntuk dapat berdoa mendekatkan diri kepada Allah, seakan-akan beliau dapat bertemu dan berdialog secara langsung dengan Allah, karena dekatnya perasaan beliau kepada-Nya.

Khususnya di bulan Ramadlan yang konon di dalamnya, Allah menurunkan ayat istimewa kepada sang kekasih, Rasulullah SAW : wa idzaa sa-alakaa `ibaadii `annii fa innii qariib (jika hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, sungguh Aku dekat dengan mereka).

Kedekatan hati Sy. Ali bin Abi Thalib kepada Allah inilah yang mendorong beliau dapat berperilaku mulia semacam itu. Bahkan beliau dengan tegas mengatakan terhadap kehidupan dunia ini :

`` Wahai dunia, engkau selalu memamerkan kemegahan kepadaku atau sengaja terus menggodaku, sungguh aku telah menceraikanmu dengan talak tiga, dan tak mungkin untuk merujukmu kembali, umurmu tinggal sedikit, kelakuanmu amat naif, bahayamu sungguh besar, padahal baru sedikit aku mempersiapkan bekal, untuk bepergian jauh lewat jalan yang penuh liku dan terjal, menuju kampung akhirat ``

Demikianlah guman Sy. Ali bin Abi Thalib dalam membersihkan diri terhadap kehidupan dunia. Namun, bagaimana dengan keadaan kita di penghujung Ramadlan tahun ini?

Lisan kita justru berguman : Alhamdulillah, ternyata sudah berhasil rukyah hilal..., dan rukyah hilal sudah diitsbat pemerintah, jadi esok Ahad pagi kita berlebaran...! Kalimat semacam itu barangkali yang pertama kali kita ucapkan saat mendengar takbir pertama dikumandangkan dan menembus telinga kita.

Jika saja kita menyadari, betapa malu rasanya diri kita jika disandingkan dengan figur Sy. Ali bin Abi Thalib, belum lagi dengan figur Rasulullah SAW, apalagi saat kita akan menghadap Allah. Mengapa demikian ?

Jujur saja kita katakan, semakin dekat datangnya lebaran, yang hanya selangkah lagi akan kita raih Hari Raya Idul Fitri itu, yaa esok hari..., bukannya kita menangis seperti Sy. Ali bin Abi Thalib sebagaimana tertera dalam riwayat di atas. Namun yang ada pada diri kita justru sebaliknya :

Hati kita terasa berbunga-bunga karena telah datang Hari raya Idul Fitri. Kita katakan, selamat datang Hari Kemenangan, selamat berjumpa Hari Lebaran, selamat bertemu Hari Kegembiraan, dan seterusnya.

Hal itu karena kita sudah merasa mampu berpuasa dengan benar, tentunya menurut standar kwalitas puasa kita. Kita sudah merasa banyak beramal shaleh dengan beribadah di bulan Ramadlan ini, sehingga kita sudah merasa mampu dalam mengumpulkan banyak amal kebaikan sebagai bekal menuju kampung akhirat.

Rasanya kita ini lebih mencintai dunia hingga lebih senang berbelanja demi memenuhi kebutuhan lebaran. Kita juga sudah merencanakan acara-acara happy bersama keluarga, handai taulan, karib kerabat, dan mengatur bagaimana caranya memeriahkan Hari Raya Idul Fitri dengan penuh keceriaan, dengan penuh kegembiraan, dengan penuh kemeriahan, semuanya dengan dalih sebagai ajang silaturrahim keluarga.

Hingga banyak di antara kita yang rela jauh-jauh mudik di saat jalanan sedang macet, rela menunggu antrian panjang, rela membeli tiket dengan harga melambung, bahkan terkadang rela melupakan keselamatan jiwa hanya untuk menikmati ritual tahunan berkumpul bersama keluarga di hari lebaran yang selalu kita tunggu-tunggu kedatangannya.

Segala macam jenis makanan kita siapkan, segala macam jenis minuman juga kita hidangkan, yang penting kita dapat merasakan kegembiraan di hari kemenangan itu, yaa tentunya menurut persepsi kita.

Kita tidak peduli, apakah selama bulan Ramadlan ini puasa kita sudah sempurna sesuai aturan main yang ditentukan oleh syariat. Kita tidak peduli apakah shalat kita di bulan Ramadlan ini sudah sesuai dengan rukun dan syaratnya. Kita tidak peduli apakah zakat kita sudah memenuhi kriteria yang diajarkan oleh agama. Atau bahkan kita tidak peduli apakah kita belum atau sudah melakukan kewajiban-kewajiban itu ?

Yang penting rasanya, saat gema tabuh bertalu, takbir berkumandang, suasana riang membahana, baju baru bertumpuk di depan mata, kue lebaran bertebaran di meja-meja, lontong ketupat sudah ada di tempat, maka kita pun sudah siap dan tak mau ketinggalan berada dalam kerumunan itu.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu Akbar, laa ilaaha illallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Mudah-mudahan Allah mengampuni kita semuanya sekalipun dengan kwalitas keimanan kita yang pas-pasan bahkan cenderung kurang.

Minal A`dziin wal faiziin, kullu `aamin wa antum bikhair, selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawwal 1433 H / 2012 H, mohon maaf lahir dan batin. Semoga seluruh amal ibadah kita diterima dan seluruh dosa kita diampuni oleh Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.




sumber asli :

http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=517