Habib Rizieq

Habib Rizieq

Sabtu, 30 Mei 2015

KOMENTAR LIBERAL



KOMENTAR LIBERAL


Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Melalui forum ini, telah dipaparkan sejumlah Berita dan Artikel tentang Baca Al-Qur'an dengan Langgam Jawa, antara lain :
1. Tgl 17 Mei : Racauan Liberal : Baca Al-Qur'an Dengan Langgam Dalang >>https://goo.gl/FLlcRw
2. Tgl 18 Mei : Nasihat Terbuka buat Presiden dan Menag RI : Taubat atau Lengser !!! >> https://goo.gl/CjlLSE
3. Tgl 19 : Ulama Mesir membolehkan Pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa ??? >> https://goo.gl/GCLjTV
4. Tgl 20 Mei : Islam Nusantara. >>https://goo.gl/6MDBcw
5. Tgl 21 Mei : Antara Tidak Bisa dan Istihzaa. >> https://goo.gl/CWtVXt
6. Tgl 22 Mei : Khilafiyah, Inhiraaf dan Fitnah. >> https://goo.gl/SNBqmb
Nah, kali ini akan dimuat aneka komentar dari sejumlah TOKOH NASIONAL dengan "Aroma Liberal" atau komentar yang "Memberi Angin" kepada Liberal untuk semakin leluasa melakukan "Propaganda".
Tentu dilengkapi dengan "Komentar Singkat" Imam Besar FPI, Hb.Muhammad Rizieq Syihab, sebagai tanggapan untuk tiap "Komentar Liberal" tersebut, agar supaya umat Islam tidak terperangkap dengan jebakan Propaganda Liberal :
1. MENTERI AGAMA RI : LUKMAN H SAIFUDDIN.
“Kenapa langgam Jawa yang ditampilkan? Karena saya belum menemukan langgam daerah lain yang tajwidnya baik. Bila ada, tolong kirim rekamannya.”
(Sumber: Akun Twitter @lukmansaifuddin, 17 Mei 2015)
Habib Rizieq : "Ini bukti bahwa Menag RI merasa benar dengan ide "Langgam Jawa"-nya, apalagi setelah dibela sejumlah "Tokoh Nasional", dia tidak menyesal bahkan bangga dan minta dikirimi pula rekaman "Langgam Daerah" lainnya.
Ironis, Menteri Agama yang berasal dari "Partai Islam" bukan menyatukan umat Islam, bahkan menciptakan FITNAH yang memecah belah umat Islam.
Innaa Lillaahi wa Innaa ilaihi Rooji'uun ... "
2. MANTAN MENAG RI : QURAISY SHIHAB.
"KONON beliau bersabda: Bacalah al-Quran dengan langgam Arab dan suara (cara pengucapan) mereka; jangan sekali-kali membacanya dengan langgam orang-orang fasiq dan dukun-dukun. Nanti akan datang orang-orang yang membacanya dengan mengulang-ulangnya seperti pengulangan para penyanyi dan para pendeta atau seperti tangisan orang yang dibayar untuk menangisi seorang yang meninggal dunia."
Hadits tersebut kalau pun dinilai shahih, maka itu bukan berarti bahwa langgam selain langgam Arab beliau larang. Bukankah beliau menganjurkan untuk membaca dengan baik dan indah, apalagi sementara pakar hadits menilai riwayat yang diriwayatkan oleh an-Nasaiy al-Baihaqy dan at-Thabarani di atas lemah karena dalam rangkaian perawinya terdapat Baqiyah bin al-Walid yang dikenal lemah dalam riwayat-riwayatnya. Demikian, wa Allah A'lam."
Habib Rizieq : "Quraisy Shihab MEMBENARKAN Baca Al-Qur'an dengan langgam selain Arab sambil MENDHOIFKAN Hadits Larangan membaca Al-Qur'an dengan Langgam selain Arab.
Namun beliau lupa atau pura-pura lupa, bahwa Allah SWT yang memerintahkan baca Al-Qur'an dengan TARTIL, dan Tartil itu adalah memberi HAK BACAAN dengan benar, baik terkait bunyi huruf dan makhrojnya, serta Qiraa-atnya yang Mu'tabaroh, mau pun cara bacanya dengan Langgam yang semestinya.
Jangankan dengan Langgam Jawa atau daerah lainnya, dengan Langgam Arab saja, jika TIDAK LAZIM dan TIDAK MU'TABAR tetap tidak boleh, seperti dengan Irama Gambus atau Qoshidah, apalagi Irama Tari Perut, karena bisa menimbulkan FITNAH, bahkan bisa membuka PINTU PELECEHAN terhadap Al-Qur'an.
Selain itu, Rasulullullah SAW dalam sejumlah HADITS SHAHIH bukan Hadits Dho'if, memerintahkan baca Al-Qur'an dengan cara yang MENYATUKAN bukan dengan cara yang MEMECAH BELAH dan beliau SAW juga melarang membaca Al-Qur'an dengan cara yang berlebihan alias LEBAY.
Silakan buka Shahih Al-Bukhari hadits ke-4.773, 4.774, 6.930 dan 6.931, lalu Sunan An-Nasa-i hadits ke-8.097, 8.098 dan 8.099, begitu juga Musnad Ahmad hadits ke-15.909, 15.911, 15.734, 15.740 dan 19.597.
Inilah satu lagi sikap KONTROVERSIAL Quraisy Shihab, setelah sebelumnya : Tidak mewajibkan Jilbab, Membolehkan ucapan Selamat Natal, Membolehkan kepemimpinan Kafir atas umat Islam dalam kasus Ahok, dan belakangan menyatakan Rasulullah SAW belum dapat jaminan masuk Surga. Kini, ikut-ikutan membolehkan Baca Al-Qur'an dengan Langgam Jawa.
Astaghfirullaahal 'Azhiim."
3. KETUA UMUM PBNU : SAID AGIL SIRADJ
"Boleh, asalkan tidak mengurangi tajwid dan makhrajul hurufnya,"
Dinyatakan di sela acara Halaqah Ulama di Hotel Acacia Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).
Habib Rizieq : "Tokoh yang satu ini memang SANGAT KONTROVERSIAL. Saat Umat Islam menolak Ahmadiyah, Konser Lady Gaga, Seminar Lesbi Irshad Manji, justru ia membelanya.
Inilah Tokoh NU yang menolak Perda Syariah, membolehkan dan mengamalkan ucapan Selamat Natal, menyebut Gubernur Kalbar yang Katholik dengan sebutan USTADZ, dan menyatakan ada NU Cabang Katholik.
Dan inilah orangnya yang sangat bernafsu untuk membubarkan FPI, dan menyatakan bahwa yang harus dibela adalah Tanah Air bukan Islam.
Dan ini pula orangnya yang dalam aneka kesempatan sering menyatakan bahwasanya Muhammad SAW dilahirkan di Arab, karena Arab adalah bangsa yang paling bejat dan paling rusak serta paling biadab.
Pendapat "ngawur" yang bersumber dari Orientalis ini sudah kami jawab dalam buku kami yang berjudul "Hancurkan Liberalisme dan Tegakkan Syariat Islam" artikel ke-4 dengan judul "Liberal, Gerombolan Rasis dan Fasis" hal 29 s/d 42. Bisa juga dilihat di link :
Karenanya, tidak heran lagi jika tokoh ini membela Baca Al-Qur'an dengan Langgam Jawa. Sikap Liberal tokoh ini sangat kental, tidak bisa disembunyikan.
NU harus dibersihkan dari segala pengaruh Liberal, karena NU yang didirikan oleh Almarhuum wal Maghfuur lahu Hadhrotus Syeikh Hasyim Asy'ari rohimahullaahu wa ardhoohu, adalah Rumah Besar Ahlus Sunnah wal Jama'ah Indonesia yang bermadzhab aqidah Asy'ari dan bermadzhab Fiqih Syafi'i. NU sama sekali tidak terlibat dengan pendapat-pendapat sesat kaum Liberal yang mengatas-namakan NU.
Semoga Allah SWT menjaga dan melindungi NU dan warganya dari makar Liberal. Aamiiin ... !"
4. RAIS SYURIAH PBNU : MASDAR F MAS'UDI
"Dan langgam itu berbeda antara satu masyarakat dan masyarakat lainnya. Kalau iya begitu, setiap komunitas boleh membaca Alquran dengan langgam yang lazim di kalangan mereka. Bisa langgam Jawa, Sunda, atau langgam lainnya,"
Dilansir dari www.nu.or.id, Selasa (19/5/2015).
Habib Rizieq : "Ini tokoh yang LEBIH KONTROVERSIAL lagi. Inilah penyusup Liberal dalam tubuh NU. Dan inilah orangnya yang pernah mengusulkan agar Jama'ah Haji Indonesia menunaikan Ibadah Haji di bulan SYAWWAL, agar terhindar dari kecelakaan akibat berdesak-desakan dengan jutaan Jama'ah Haji dari berbagai negeri. Nah, kalau pelaksanaan RUKUN ISLAM saja dia berani ubah, apalagi Bacaan Al-Qur'an ... !!! Na'uudzu Billaahi Min Dzaalik.
Ironis, NU yang ASWAJA dipimpin oleh orang yang tidak Aswaja. Semoga Allah SWT menyelamatkan NU dari para penyusup Liberal yang ingin merusaknya. Aamiiin.
5. TOKOH NU DAN WAKIL KETUA UMUM MUI PUSAT : MA'RUF AMIN
"MUI tidak ada sikap. Soal lagu apa saja yang penting tajwidnya, makharijul hurufnya (benar). Tidak boleh ada huruf yang berubah yang bisa mengubah makna. Sepanjang itu benar semua, ya silahkan saja, boleh,"
Dinyatakan dalam talk show "Peran Fatwa Ulama dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Beragama," di Gedung MUI Pusat, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/05).
Habib Rizieq : "Biasanya Ma'ruf Amin sangat hati-hati dalam berpendapat, tapi kali ini beliau kurang hati-hati, sehingga tidak lagi memperhatikan BATASAN KHILAFIYAH yang bisa menimbulkan FITNAH, bahkan "sembrono" karena mengabaikan unsur ISTIHZAA Gerombolan Liberal Indonesia yang sedang mempropagandakan ISLAM NUSANTARA.
Padahal, Ma'ruf Amin itu sangat ANTI LIBERAL Mungkin karena beliau terlalu tergesa-gesa dalam menjawab. Wallaahu A'lam."
6. TOKOH NU & KETUA MUI PUSAT : SLAMET EFENDI YUSUF
“Semua yang berkaitan dengan jenis huruf yang dipakai, lagu yang digunakan atau jenis-jenis bacaan, itu semua adalah kreasi dari para ulama-ulama dahulu. Dan itu berarti merupakan bidah kebudayaan,”
“Karena itu para ulama atau pun para Wali zaman dulu, mereka mengubah lagu puji-pujian dengan bahasa lokal dikolaborasikan dengan bacaan Arabi yang berbau Timur tengah. Makanya jangan dulu ngomong ini bidah dolalah. Malahan, menurut saya ini bidah sosial yang harus dianjur-anjurkan,” .
Dinyatakan kepada ROL, Ahad (17/5).
Habib Rizieq : "Orang ini sedang MERACAU. Memang, Wali Songo menyebar-luaskan Islam di Indonesia melalui seni dan budaya, mereka melanggamkan Syair-Syair Islam, serta aneka Qoshidah dan Sholawat, dengan Langgam Jawa, tapi tidak pernah sekali pun mereka membaca Al-Qur'an dengan Langgam Dalang.
Pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa untuk ISTIHZAA memang BID'AH DHOLAALAH yang sesat dan menyesatkan."
7. INTELEKTUAL NU : AHMAD SAHAL
"Dalam Alquran kita bisa temukan sejumlah kata yang asalnya non-Arab, kek sijjil, misykah, qistas dll. Kata-kata non-Arab tersebut diserap dan jadi bagian dari bahasa Arab (tasyarrub). Itu bukti bahwa Alquran tak alergi dengan yang non-Arab. Kalau kata-kata yang asalnya dari non-Arab saja ada di Alquran, apa dasarnya anggapan @syarifbaraja langgam bacaan non-Arab tak hormati Alquran?"
Habib Rizieq : "IMAM SYAFI'I RA menolak keras adanya Lafazh Non Arab dalam Al-Qur'an, karena dengan tegas Allah SWT menyatakan bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam BAHASA ARAB, sebagaimana Firman-Nya SWT dalam QS.12.Yusuf : 2, QS.20.Thoha : 113, QS.39. Az-Zumar : 28, QS.41.Fushshilat : 3, QS.42.Asy-Syura : 7 dan QS.43.Az-Zukhruf : 3.
Ada pun kata-kata yang disebut-sebut sebagai Lafazh Non Arab, seperti Abaariq (Persia), Asfaar (Suryani), Aroo-ik (Habasyi), dan lain-lain, semuanya berasal dari Bahasa Arab, namun karena Bangsa Arab jarang menggunakannya, lalu diserap oleh Bangsa lain, sehingga dikira sebagai Bahasa Bangsa lain.
Nah, kata-kata Arab yang hampir punah di tengah masyarakat Arab tersebut dikembalikan oleh Allah SWT kepada Bangsa Arab melalui Al-Qur'an. Inilah pendapat TERKUAT dan paling mu'tabar di kalangan ASWAJA.
ANDAI PUN kata-kata tersebut berasal dari Bahasa Non Arab, maka para Ulama sepakat bahwasanya ketika sudah jadi Bahasa Al-Qur'an, maka berarti Allah SWT sudah menjadikannya sebagai Bahasa Arab, karena Al-Qur'an ditutunkan dalam Bahasa Arab.
Dan itu pun bukan hujjah untuk pembolehan Langgam Non Arab untuk membaca Al-Qur'an, tidak ada KORELASINYA, alias TIDAK NYAMBUNG."
8. DOSEN UI & PENGURUS PARAMADINA : ADE ARMANDO
“Allah kan bukan orang Arab. Tentu Allah senang kalau ayat ayat-Nya dibaca jg dengan gaya Minang, Ambon, Cina, Hiphop…”
“Bagaimana kalau azan dikumandangkan dengan gitar rock elektrik? Dahsyat, bro!”
Sumber: Akun Twitter @adearmando1
Habib Rizieq : "Ini tidak perlu ditanggapi, karena pendapatnya tidak ilmiah, bahkan cenderung gila."
9. WARTAWAN LIBERAL : GUNTUR ROMLI
“Jadi kalau Wasekjen MUI bilang langgam Jawa itu “memalukan” ada 3 kemungkinan: 1. Belum terbiasa 2. Ilmunya cetek 3. Wahabi 
grin emotikon
 

Sumber: Akun Twitter @GunRomli
Habib Rizieq : "Kalau yang ini ada "Keterbelakangan Intelektual" alias Idiot, sehingga tidak perlu ditanggapi, hanya buang waktu."
10. PENDIRI JIL : ULIL ABSHAR ABDALLA
"Nanti malam, peringatan Isra’ Mi’raj di Istana. Konon, akan dibacakaan murattal Qur’an dengan langgam Jawa. Senang sekali”
(Sumber: Akun Twitter @Ulil pada 15 Mei 2015)
Habib Rizieq : "Ini bukti otentik bahwasanya sebelum Pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa dikumandangkan di Istana Negara, kalangan Liberal sudah mengetahuinya dan menyambutnya dengan senang, karena itulah yang mereka perjuangkan selama ini, sehingga mereka anggap itu sebagai kemenangan."
Demikianlah Komentar Liberal terkait Baca Al-Qur'an dengan Langgam Jawa. Sengaja semua komentar tersebut dimuat untuk diwaspadai umat Islam.
Wallaahul Musta'aan ...


oleh : AL HABIB MUHAMMAD RIZIEQ BIN HUSEIN BIN SYIHAB

Sumber asli

https://web.facebook.com/HabibRizieq/photos/a.247574938776823.1073741834.159905264210458/398975370303445/?type=1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar