Habib Rizieq

Habib Rizieq

Minggu, 31 Mei 2015

MENTERI AGAMA RI MINTA MAAF

MENTERI AGAMA RI MINTA MAAF
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan permohonan maaf terkait kontroversi yang timbul di masyarakat terkait qiroah Al-Qur'an menggunakan langgam Jawa.
Permohonaan maaf tersebut disampaikan Lukman saat menerima Delegasi sejumlah Ulama dan Tokoh perwakilan Ormas Islam di kantor Kementerian Agama Jakarta, Kamis (28/5).
PERWAKILAN ORMAS
Nampak hadir dalam pertemuan tersebut, KH. Syeikh Misbahul Anam Attijani (Ketua Dewan Syuro DPP FPI), KH. Ahmad Shobri Lubis (Ketua Umum DPP FPI), Ust. Slamet Ma’arif (Ketua Bidang Hisbah DPP FPI), KH. Ir. Muhammad Al-Khaththath (Sekjen FUI), Ust. Abu Jibril (Majelis Mujahidin), DR. Ahmad Annuri (DDII), dan Ust. Budi Darmawan (HTI), serta beberapa utusan Ormas lainnya.
Kehadiran para Ulama dan Tokoh tersebut adalah untuk mempersoalkan kebijakan Menag yang membolehkan bacaan Al-Qur'an dengan langgam Jawa pada peringatan Isra Mi'raj di Istana negara beberapa waktu lalu.
Ketum FPI KH. Ahmad Sobri Lubis menyampaikan sambutan pembuka dari Delegasi. Beliau dengan santun dan wibawa menjelaskan maksud kedatangan para Ulama dan Tokoh dari berbagai Ormas Islam.
KH. Ir. Muhammad Al-Khaththath dalam forum tersebut menyatakan ketidak-setujuannya Al-Qur'an yang dilantunkan dengan menggunakan langgam Jawa.
“Saya sebagai orang Jawa saja merasa tidak enak mendengar Al-Quran dengan langgam Jawa, apalagi yang bukan orang Jawa,” ujarnya.
Al-Khaththath menilai, qiraat dengan langgam Jawa sudah kebablasan. Parahnya lagi, kini sudah ada tilawah dengan seriosa. Ini lebih berbahaya lagi.
Sementara itu, KH. Syeikh Misbahul Anam Attjijani (Ketua Majelis Syuro DPP FPI) mendesak Menag untuk tidak meneruskan tradisi berupa qiraat Al-Qur'an dengan langgam Jawa tersebut. Ia juga meminta Menag untuk bertobat kepada Allah SWT.
“Jangan ulangi lagi, ini adalah pelecehan agama Islam, taubatlah kepada Allah SWT, dan mintalah maaf kepada umat Islam atas kekeliruan ini,” tandas Kyai Misbah.
Sementara Ust. Abu Jibril dari MMI memperingatkan Menag tentang Bahaya Bid'ah yang sesat lagi menyesatkan sambil mengutip sejumlah ayat dan hadits.
MENAG RI BERKELIT
Menag mengakui bahwa Baca Al-Qur'an dengan langgam Jawa bukan otoritasnya, sehingga ke depan ia akan serahkan kepada mayoritas Ulama untuk memutuskannya, apakah Langgam Jawa tersebut harus dihentikan atau boleh dilanjutkan. Menag berjanji akan ikut putusan Mayoritas Ulama.
Para perwakilan Ormas protes keras, mestinya sebelum diangkat ke ruang publik, harus diputuskan dulu oleh mayoritas Ulama, bukan sebaliknya. Dan jangan juga Menag yang buat masalah, kini cuci tangan menyerahkan kepada para Ulama untuk "memperdebatkannya" atas nama penyelesaian masalah.
Soal permintaan taubat, Lukman berkelit bahwa hal itu sudah dilakukan setiap hari dengan membaca Istighfar setiap selesai sholat.
Soal pelecehan, Lukman berkelit lagi dengan dalih bahwasanya Kementerian Agama memperdengarkan pembacaan Al-Quran dengan langgam Jawa ke masyarakat untuk memperkenalkan kekhasan Islam Nusantara, sama sekali tidak memiliki niat untuk melecehkan Al-Quran atau pun memecah persatuan umat.
Soal penampilan di TV, lagi-lagi Lukman berkelit bahwa ia berani menampilkannya di TV karena ini hanya masalah Khilafiyah. Lukman mengaku bahwa sebelumnya sudah konsultasi dengan sejumlah Ulama. Dan dia pun mengakui bahwa para Ulama yang dirujuknya berselisih pendapat alias Khilafiyah. Bahkan dia mengaku bahwa Baca Al-Qur'an dengan langgam Jawa pernah juga diperdengarkan kepada Qori-Qori Internasional, mereka tidak mengatakan tidak sah, tapi menyebutnya "aneh".
Para perwakilan Ormas protes keras lagi, justru karena masalah Khilafiyah yang diperselisihkan Ulama, dan ditambah lagi merupakan sesuatu yang tidak lazim, bahkan aneh, mestinya lebih tidak boleh dipertontonkan secara demonstratif di Istana Negara melalui siaran TV secara nasional ?! Dan walau pun Menag punya niat baik, tapi harus diserta amal yang baik. Faktanya, perilaku Menag telah menyulut Fitnah dan Perpecahan umat Islam.
BAHAYA LANGGAM JAWA
DR. Ahmad An-Nuri dari DDII berpesan, hendaknya Menteri Agama jangan menambah-nambah lagi persoalan umat yang sudah pelik. Karena itu meminta agar qiraat dengan langgam Jawa dihentikan.
DR.Ahmad Annuri adalah seorang Ahli Langgam Al-Qur'an, dan Desertasi Doktornya adalah tentang Langgam Bacaan Al-Qur'an. Bahkan juga seorang yang sangat fasih dengan Langgam Jawa yang biasa dibawakan dalam acara pertunjukkan Pewayangan dan Pedalangan, karena beliau pernah sekolah Pedalangan.
DR. An-Nuri dalam pertemuan tersebut mengemukakan beberapa catatan penting dan menarik, antara lain :
Pertama, sangat prihatin dan menyesalkan bahwa Bacaan Al-Qur'an dengan langgam Jawa dilakukan di Istana Negara, sehingga mengesankan bahwa itu halal dilakukan dimana saja.
Kedua. Tilawah langgam Jawa tersebut lebih besar mudharatnya karena tidak mencapai tujuan dibacakannya Al-Qur'an yakni agar pendengar mendapatkan keberkahan dan kekhusyuan.
Beliau pun menyampaikan data bahwa pembacaan tilawah langgam Jawa ini pernah dilakukan di rumah dinas Menteri SDA, dan tatkala Al-Fatihah dibaca, baru baca "Bismillaah" saja para pendengar langsung ketawa semua. Bukan kekhusyuaan yang diperoleh tapi ketawa semua dan ini "pelecehan".
Kalau kemarin di Istana terkesan khusyu itu karena acara kenegaraan, bukan karena bacaan Al-Qur'annya. Buktinya, setelah dari Istana, hari Rabu berikutnya Yasser Arafat baca lagi Al-Qur'an dengan langgam Jawa di tempat lain dan memunculkan perdebatan sengit, bukan kekhusyuan.
Ketiga. Salah seorang guru dalang dari Dr. An-Nuri juga memprotes bacaan Yasser Arafat karena merusak pakem pedalangan dan merusak Not Nada Dalang. Dan Not Dalang tidak bisa dikombinasikan dengan Langgam Al-Qur'an, sehingga jika iramanya ikut Tajwid maka Not Dalang rusak, sebaliknya jika ikut Not Dalang maka Tajwid yang rusak.
Keempat, andai pun Baca Al-Qur'an dengan langgam Jawa tidak merusak tajwid, tapi jika dibaca dalam Sholat akan merusak kekhusyuan Sholat.
DR. An-Nuri yang juga Qori tapi sekaligus pernah sekolah pedalangan, dalam pertemuan kemarin mencontohkan bahwa bacaaan "Amiiin" makmum itu tergantung bacaan "Waladhdhoolliiiin" dari Imam. Beliau pun membaca Al-Fatihah dari "Ghairil Maghdhuubi 'Alaiihim Waladhdhoolliiiin" dengan iramaa Syaikh As-Sudais yang secara spontan diikuti "Aamiiinn" oleh para hadirin, termasuk Menag.
Lalu DR. An-Nuri membacanya dengan bacaan langgam pedalangan yang tidak diikuti "Amien" oleh hadirin karena aneh dan kacau, Menag pun melongo. DR. An-Nuri langsung minta maaf karena beliau terpaksa melanggamkan dengan langgam Jawa hanya untuk menunjukkan mudharatnya, bagaimana Makmum akan bingung membaca "Amien" nya, apalagi yang bukan Jawa.
Kelima, menanggapi Menag yang menyatakan bahwa Yasir Arafat telah mentash-hih bacaan langgam Jawa kepada Rektor IIQ, Prof.DR. Ahsin Sakho, maka DR. An-Nuri menerangkan bahwa beliau punya hubungan baik dan sangat dekat dengan DR. Ahsin Sakho, bahkan buku beliau tentang Murottal diberi kata pengantar oleh Dr. Ahsin Sakho yang Ahli Qiroo-aat Tujuh. Namun DR. Ahsiin Sakho bukan Ahli Langgam Al-Qur'an, sehingga tidak bisa dijadikan rujukan. Yang bisa dijadikan rujukann dalam irama/nagham adalah Mantan Menag Prof DR. Said Agil Al-Munawwar, KH. Mu'ammar ZA dan DR. Muhsin Salim.
MENGAKU SALAH DAN MINTA MAAF
Setelah dinasihati dan diperingatkan oleh para Ulama dan Tokoh yang hadir dalam pertemuan dengan dalil-dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah, akhirnya Menag mau mengakui kesalahan dan kekeliruannya.
"Ini mungkn ijtihad saya salah ketika membawa ini ke ruang publik. Ini semata karena ketidak-tahuan saya. Sekarang kenyataan saya baru mengerti, Tentu saya pertama meminta maaf " ujar Lukman.
Selanjutnya, Menag terus mengulang-ulang permohonan maafnya atas sikapnya yang telah menimbulkan keresahan dan perpecahan di tengah masyarakat. Dan berjanji untuk tidak mengulanginya.
DPP FPI di akhir pertemuan dengan Menag RI kemarin menyerahkan Bundel dengan judul AHLUS SUNNAH vs AHLUL FITNAH yang berisi semua artikel Imam besar FPI Habib Muhammad Rizieq Syihab di Web dan Akunnya, sekaligus dilengkapi juga dengan LAMPIRAN DALIL yang memuat kutipan-kutipan dari berbagai kitab tentang Bacaan Al-Qur'an dengan Langgam selain Arab. Berikut arsipnya :
Alhamdulillahi Robbil 'Aalamiin ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar